Kita pasti pernah merasa iri terhadap orang lain..
Pernah merasa teman kita mendahului kita..
Mereka mendapatkan lebih dulu apa yang kita perjuangkan..
Dan mereka kelihatan lebih mudah mendapatkannya..
Mereka mendapatkan pekerjaan lebih cepat atau menikah lebih cepat..
Lalu kita merasa cemburu dan menyalahkan diri kita..
Ayo kita berhenti sejenak, ambil nafas dalam-dalam dan pikirkan hal berikut ini..
Perhatikanlah bagaimana dunia ini bekerja. Semua hal di dunia ini memiliki alurnya sendiri untuk beraksi. Lihatlah bagaimana bumi berotasi pada porosnya sendiri dan berevolusi mengelilingi matahari, siang dan malam mempunyai waktunya sendiri. Mereka tidak saling berebut demi menjadi yang terdepan. Mereka punya waktu mereka sendiri untuk beraksi.
Tetapi yang terjadi pada era yang serba instan sekarang ini, orang-orang terlalu
terburu-buru untuk mencapai tujuan mereka, untuk menjadi sukses, atau ingin menyelesaikan suatu hal. Mereka saling berebut dan berkompetisi lalu mengolok-ngolok orang yang mereka cemburui. Kita cemburu saat kita terlihat lebih lambat dari pada yang lainnya. Kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain, terutama dengan mereka yang berada di atas kita, padahal semua orang terlahir unik dan Allah memiliki rencana yang unik juga untuk diri kita masing-masing..
terburu-buru untuk mencapai tujuan mereka, untuk menjadi sukses, atau ingin menyelesaikan suatu hal. Mereka saling berebut dan berkompetisi lalu mengolok-ngolok orang yang mereka cemburui. Kita cemburu saat kita terlihat lebih lambat dari pada yang lainnya. Kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain, terutama dengan mereka yang berada di atas kita, padahal semua orang terlahir unik dan Allah memiliki rencana yang unik juga untuk diri kita masing-masing..
Satu hal yang sering terjadi adalah tentang menikah, banyak orang terlalu takut saat menghadapi pertanyaan “Kapan menikah?”. Saat pertanyaan-pertanyaan semacam itu datang, kemudian kita sedih dan menyalahkan diri sendiri, menyalahkan keadaan. Padahal, memutuskan kapan harus menikah adalah keputusan yang sangat besar dan tidak boleh sembarangan. Bagi kita yang mungkin mengalami permasalahan semacam ini, kita harus bersabar, memandangnya dari perspektif yang lebih dalam dan percaya pada filosofi kita sendiri tentang menjadi seorang single, menahan diri untuk menikah terlebih dahulu.
Kita tidak perlu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain yang berada di atas kita, Islam mengajarkan bahwa kita harus bersyukur dan selalu membandingkan diri kita dengan mereka yang berada di bawah kita. Jika kita memiliki wajah tampan, jangan kemudian membandingkannya dengan mereka yang terlihat lebih tampan dari kita, tetapi sebaliknya, lihatlah mereka yang memiliki paras jelek.
Perhatikanlah... Sebagian menikah umur 25 tahun, tapi bercerai pada umur 30 tahun ketika sebagian lainnya menikah pada umur 30 tahun tapi hidup bahagia sampai meninggal dunia.
Kita semua berjalan pada alur dan waktu kita masing-masing.
Dalam perkuliahan, ada beberapa mahasiswa di kampus kita yang mungkin terlihat berada di atas kita. Sebagian mungkin berada di bawah kita. Saat melihat mereka yang berada di atas, kita pun merasa tidak lebih baik daripada mereka, kita merasa terlambat dan lelet. Padahal tidak! Kita hanya cemburu. We are very much on time! Pada zona waktu kita masing-masing. Kenyataan dalam era sekarang ini, mereka yang memiliki IPK cumlaude belum tentu sukses lebih terlebih dahulu, kan?
Ketika menghadapi kenyataan kuliah S1 4 tahun (8 semester), semua berloba-lomba untuk cepat-cepat lulus 3.5 tahun (7 semester). Mereka lebih takut lulus belakangan (4 tahun) dari pada takut kualitasnya untuk menjadi seorang ahli (dalam bidang yang diambil) minim. Padahal menurut penelitian, untuk menjadi seorang ahli dalam bidang yang kita mau minimal dibutuhkan waktu 10.000 jam latihan atau jika diakumulasikan menjadi 5-10 tahun belajar atau latihan. Maka dari itu, dari pada terburu-buru lulus lebih baik kita gunakan waktu yang tersedia untuk meningkatkan kualitas diri kita hingga menjadi seorang ahlinya. Karena uang akan mengalir pada ahli atau pakarnya. Asalkan jangan sampai telat lulus saja.
Lekas sukses tidak selalu menjadi kebahagiaan hidup. Sebagian menjadi pengusaha sukses pada usia muda, 30 tahun, tapi bangkrut pada umur 40 tahun ketika sebagian lagi baru menjadi pengusaha sukses pada umur 40 tahun tapi memiliki perusahaan yang tahan goncangan, karena ia memiliki banyak pengalaman.
Allah telah menjamin rezeki kita masing-masing. Rezeki atau kesuksesan akan datang pada waktu yang tepat di tempat yang tepat, dengan cara-Nya sendiri, dan tidak akan pernah tertukar dengan rezeki umat-Nya yang lain.
So, Relax... LIFE is about waiting the right moment to act.
Ayo habiskanlah waktu meningkatkan kualitas diri kita, dibandingkan terlalu banyak membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Jadilah ahli dalam bidang yang kita pilih, jadilah pakarnya. Tidak perlu terburu-buru. Perlahan-lahan belajarlah bahasa baru, skill baru, kecakapan baru, belajar berorganisasi, kita siapkan versi terbaik diri kita di masa depan mulai sekarang. Bismillah, ayo selalu perbaiki diri walau pun orang lain terlihat lebih handal atau lebih smart dari kita. Walau terasa lebih lambat dari mereka, slow progress is better than no progress, isn’t it? So, bersabarlah menunggu waktu yang tepat.
Something BIGGER will come to us soon..
Komentar
Posting Komentar