Langsung ke konten utama

Inilah Mengapa Kita Harus Berhenti Membanding-Bandingkan Diri Kita


Kita pasti pernah merasa iri terhadap orang lain..
Pernah merasa teman kita mendahului kita..
Mereka mendapatkan lebih dulu apa yang kita perjuangkan..
Dan mereka kelihatan lebih mudah mendapatkannya..
Mereka mendapatkan pekerjaan lebih cepat atau menikah lebih cepat..
Lalu kita merasa cemburu dan menyalahkan diri kita..
Ayo kita berhenti sejenak, ambil nafas dalam-dalam dan pikirkan hal berikut ini..


Perhatikanlah bagaimana dunia ini bekerja. Semua hal di dunia ini memiliki alurnya sendiri untuk beraksi. Lihatlah bagaimana bumi berotasi pada porosnya sendiri dan berevolusi mengelilingi matahari, siang dan malam mempunyai waktunya sendiri. Mereka tidak saling berebut demi menjadi yang terdepan. Mereka punya waktu mereka sendiri untuk beraksi.

Tetapi yang terjadi pada era yang serba instan sekarang ini, orang-orang  terlalu
terburu-buru untuk mencapai tujuan mereka, untuk menjadi sukses, atau ingin menyelesaikan suatu hal. Mereka saling berebut dan berkompetisi lalu mengolok-ngolok orang yang mereka cemburui. Kita cemburu saat kita terlihat lebih lambat dari pada yang lainnya. Kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain, terutama dengan mereka yang berada di atas kita, padahal semua orang terlahir unik dan Allah memiliki rencana yang unik juga untuk diri kita masing-masing..

Satu hal yang sering terjadi adalah tentang menikah, banyak orang terlalu takut saat menghadapi pertanyaan “Kapan menikah?”. Saat pertanyaan-pertanyaan semacam itu datang, kemudian kita sedih dan menyalahkan diri sendiri, menyalahkan keadaan. Padahal, memutuskan kapan harus menikah adalah keputusan yang sangat besar dan tidak boleh sembarangan. Bagi kita yang mungkin mengalami permasalahan semacam ini, kita harus bersabar, memandangnya dari perspektif yang lebih dalam dan percaya pada filosofi kita sendiri tentang menjadi seorang single, menahan diri untuk menikah terlebih dahulu.

Kita tidak perlu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain yang berada di atas kita, Islam mengajarkan bahwa kita harus bersyukur dan selalu membandingkan diri kita dengan mereka yang berada di bawah kita. Jika kita memiliki wajah tampan, jangan kemudian membandingkannya dengan mereka yang terlihat lebih tampan dari kita, tetapi sebaliknya, lihatlah mereka yang memiliki paras jelek.

Perhatikanlah... Sebagian menikah umur 25 tahun, tapi bercerai pada umur 30 tahun ketika sebagian lainnya menikah pada umur 30 tahun tapi hidup bahagia sampai meninggal dunia.
Kita semua berjalan pada alur dan waktu kita masing-masing.

Dalam perkuliahan, ada beberapa mahasiswa di kampus kita yang mungkin terlihat berada di atas kita. Sebagian mungkin berada di bawah kita. Saat melihat mereka yang berada di atas, kita pun merasa tidak lebih baik daripada mereka, kita merasa terlambat dan lelet. Padahal tidak! Kita hanya cemburu. We are very much on time! Pada zona waktu kita masing-masing. Kenyataan dalam era sekarang ini, mereka yang memiliki IPK cumlaude belum tentu sukses lebih terlebih dahulu, kan?

Ketika menghadapi kenyataan kuliah S1 4 tahun (8 semester), semua berloba-lomba untuk cepat-cepat lulus 3.5 tahun (7 semester). Mereka lebih takut lulus belakangan (4 tahun) dari pada takut kualitasnya untuk menjadi seorang ahli (dalam bidang yang diambil) minim. Padahal menurut penelitian, untuk menjadi seorang ahli dalam bidang yang kita mau minimal dibutuhkan waktu 10.000 jam latihan atau jika diakumulasikan menjadi 5-10 tahun belajar atau latihan. Maka dari itu, dari pada terburu-buru lulus lebih baik kita gunakan waktu yang tersedia untuk meningkatkan kualitas diri kita hingga menjadi seorang ahlinya. Karena uang akan mengalir pada ahli atau pakarnya. Asalkan jangan sampai telat lulus saja.

Lekas sukses tidak selalu menjadi kebahagiaan hidup. Sebagian menjadi pengusaha sukses pada usia muda, 30 tahun, tapi bangkrut pada umur 40 tahun ketika sebagian lagi baru menjadi pengusaha sukses pada umur 40 tahun tapi memiliki perusahaan yang tahan goncangan, karena ia memiliki banyak pengalaman.

Allah telah menjamin rezeki kita masing-masing. Rezeki atau kesuksesan akan datang pada waktu yang tepat di tempat yang tepat, dengan cara-Nya sendiri, dan tidak akan pernah tertukar dengan rezeki umat-Nya yang lain.

So, Relax... LIFE is about waiting the right moment to act.

Ayo habiskanlah waktu meningkatkan kualitas diri kita, dibandingkan terlalu banyak membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Jadilah ahli dalam bidang yang kita pilih, jadilah pakarnya. Tidak perlu terburu-buru. Perlahan-lahan belajarlah bahasa baru, skill baru, kecakapan baru, belajar berorganisasi, kita siapkan versi terbaik diri kita di masa depan mulai sekarang. Bismillah, ayo selalu perbaiki diri walau pun orang lain terlihat lebih handal atau lebih smart dari kita. Walau terasa lebih lambat dari mereka, slow progress is better than no progress, isn’t it? So, bersabarlah menunggu waktu yang tepat.


Something BIGGER will come to us soon..

Komentar

Terpopuler

Mau Dapat Puluhan Buku Gratis Dari Luar Negeri? Begini Caranya!

Assalamulaikum Wr. Wb. Gan..     Dalam postingan kali ini saya ingin membagikan informasi tentang bagaimana cara mendapatkan buku gratis dari luar negeri yang langsung dikirimkan ke rumah kamu. Wah keren kan?! Udah dapat buku gratis, langsung dikirim ke rumahmu lagi..     Loh emangnya bisa? Ya bisa dong, saya sendiri sudah membuktikannya. Hari ini adalah hari dimana buku yang saya pesan sudah sampai di rumah, oleh karena itu saya kemudian langsung menulis artikel ini supaya agan-agan juga bisa mencobanya.     Sebenarnya banyak cara untuk mendapatkan buku gratis, seperti ikut kuis dan give away namun dua cara ini belum saya coba. Cara yang pernah saya coba dan berhasil adalah dengan request buku gratis dari lembaga-lembaga non-profit  international yang menerbitkan aneka macam bacaan, baik buku, majalah, katalog, ataupun booklet yang diberikan kepada siapa pun yang memintanya. Oleh karena mereka adalah lembaga ­non-profit, maka kegiatan m...

“Hujan Itu 1% Air, 99% Kenangan.” Kok Bisa? Ini Penjelasannya.

  “ Hujan Itu 1% Air, 99% Kenangan.”  Kok Bisa? Ini Penjelasannya. Assalamualaikum Wr. Wb. agan-agan yang baik hatinya... Agan pasti pernah mendengar kalimat ini sebelumnya ‘kan? “ Hujan itu 1% air, 99% kenangan.” Kok bisa demikian ya? Jika penasaran, maka agan harus baca artikel ini sampai selesai. Sudah menjadi siklusnya, bulan November di Indonesia sudah memasuki musim hujan ya, akhirnya terbesit dalam kepala saya untuk menulis artikel tentang hujan hehe. Tapi dalam artikel kali ini saya tidak ingin mengulas tentang apa itu hujan, bagaimana proses terjadinya hujan, atau pun siklus hujan, tapi di sini saya ingin mengulas tentang fenomena yang terjadi pada diri kita saat musim hujan. Fenomenanya pasti banyak sekali ragamnya ya, fenomena yang terjadi kepada masing-masing orang pun dapat berbeda-beda. Namun fenomena yang ingin saya angkat di sini adalah fenomena yang sering terjadi kepada saya sendiri setiap kali musim hujan dimulai, yaitu fenomena melow ata...

Pelajaran Berharga Dari Sebuah Film Inspiratif "Pay It Forward"

“...hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinar dunia.” Salah satu hal yang membuat sebuah film berkesan bagi kita adalah pelajaran yang dapat diambil setelah menontonnya. Bahkan dapat dikatakan bahwa pelajaran ( lesson ) adalah tujuan utama sebuah film itu dibuat. Semua film memiliki pesan yang ingin disampaikan baik tersirat maupun tersirat dimana pesan tersebut dapat berbeda-beda bagi masing-masing penonton, bergantung kepada sudut pandang yang digunakan penonton saat mengambil pelajaran tersebut. Salah satu film yang menurut penulis memiliki pesan yang sangat mendalam adalah sebuah film Amerika yang dirilis pada tahun 2000 berjudul Pay It Forward. Film yang didistribusikan oleh  Warner Bros. Pictures  dan dibintangi oleh  Kevin Spacey ,  Helen Hunt   Haley, dan Joel Osment  ini sarat akan makna. Film ini bercerita tentang

Apakah Kamu Procrastinator? Yuk Kenali Apa Itu Procrastination!

Ada banyak cara untuk menggapai kesuksesan, namun lebih banyak lagi cara untuk menghindarinya. Salah satunya adalah menunda-nunda pekerjaan atau yang dalam istilah bahasa inggris kita sebut Procrastination. Sedangkan orang yang suka menunda-nunda pekerjaan disebut Procrastinator. Memang, penulis sendiri belum menjadi orang sukses namun telah merancang kesuksesan itu, tentu saja, semua orang merancang sukses kan? Namun, kita harus berhati-hati karena tanpa kita sadari, ada hal-hal seperti kebiasaan kita yang secara diam-diam menjauhkan kita dari kesuksesan yang telah kita rancang. Salah satunya kebiasaan procrastination ini. Procrastination ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari dan bisa dibilang hampir semua orang adalah procastinator. Atau minimal pernah menjadi procrastinator. Terlebih lagi di dunia akademik, procrastination seakan-akan menjadi penyakit bagi pelajar. Sehingga timbullah kebiasaan SKS atau Sistem Kebut Semalam, yaitu mengerjakan tuga...

4 Website Ini Bisa Membuat Kita Lebih Cerdas dan Berwawasan Luas. Dijamin!

Setiap hari, kita memiliki waktu di mana kita tidak melakukan apa-apa yang biasa kita manfaatkan untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan. Waktu tersebut adalah waktu luang kita yang sangat bermanfaat sekali apabila kita menggunakannya dengan bijak. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk memanfaatkan waktu luang ini, ada yang menonton film, mendengarkan musik,  traveling , menulis, membaca buku dan sebagainya. Namun, di zaman sekarang ini biasanya kita lebih suka menghabiskan waktu luang kita untuk berselancar di internet (surfing). Benar kan? Entah itu untuk membaca berita dan artikel-artikel menarik di website atau blog, main game, atau seringnya kita  prefer  untuk mengotak-atik media sosial. Dengan kuota waktu luang kita sebanyak ini, apabila kita menggunakannya untuk  surfing  di internet, tentu kita harus bijak memanfaatkatnya, yaitu internetan hanya untuk hal-hal yang bermanfaat saja. Ketimbang menghabiskan waktu untuk membuka media sos...