Langsung ke konten utama

Postingan

Mungkinkah Perekonomian Tanpa Riba?

Mungkinkah Perekonomian Tanpa Riba? Riba telah menjadi pembahasan yang sangat banyak sekali diperbincangkan dan diperdebatkan di era sekarang. Riba sering dikaitkan dengan bunga. Hal itu tepat sekali, namun bentuk riba itu tidak hanya berupa bunga, melainkan banyak sekali bentuknya. Menurut Keputusan Rapat Komisi Fatwa MUI,   Bunga (interest/ fa’idah ) adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang ( al-qardh ) yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok tersebut, berdasarkan tempo waktu, diperhitungkan secara pasti di muka, dan pada umumnya berdasarkan persentase. Sedangkan Riba adalah tambahan  (ziyadah)  tanpa imbalan ( بلا عوض ) yang terjadi karena penangguhan dalam pembayaran ( زيادة الأجل ) yang diperjanjikan sebelumnya, ( اشتُرِطَ مقدماً ). Dan inilah yang disebut riba nasi’ah . Bunga merupakan hal yang penting dalam perekonomian, karena bunga
Postingan terbaru

“Hujan Itu 1% Air, 99% Kenangan.” Kok Bisa? Ini Penjelasannya.

  “ Hujan Itu 1% Air, 99% Kenangan.”  Kok Bisa? Ini Penjelasannya. Assalamualaikum Wr. Wb. agan-agan yang baik hatinya... Agan pasti pernah mendengar kalimat ini sebelumnya ‘kan? “ Hujan itu 1% air, 99% kenangan.” Kok bisa demikian ya? Jika penasaran, maka agan harus baca artikel ini sampai selesai. Sudah menjadi siklusnya, bulan November di Indonesia sudah memasuki musim hujan ya, akhirnya terbesit dalam kepala saya untuk menulis artikel tentang hujan hehe. Tapi dalam artikel kali ini saya tidak ingin mengulas tentang apa itu hujan, bagaimana proses terjadinya hujan, atau pun siklus hujan, tapi di sini saya ingin mengulas tentang fenomena yang terjadi pada diri kita saat musim hujan. Fenomenanya pasti banyak sekali ragamnya ya, fenomena yang terjadi kepada masing-masing orang pun dapat berbeda-beda. Namun fenomena yang ingin saya angkat di sini adalah fenomena yang sering terjadi kepada saya sendiri setiap kali musim hujan dimulai, yaitu fenomena melow ata...

Mau Dapat Puluhan Buku Gratis Dari Luar Negeri? Begini Caranya!

Assalamulaikum Wr. Wb. Gan..     Dalam postingan kali ini saya ingin membagikan informasi tentang bagaimana cara mendapatkan buku gratis dari luar negeri yang langsung dikirimkan ke rumah kamu. Wah keren kan?! Udah dapat buku gratis, langsung dikirim ke rumahmu lagi..     Loh emangnya bisa? Ya bisa dong, saya sendiri sudah membuktikannya. Hari ini adalah hari dimana buku yang saya pesan sudah sampai di rumah, oleh karena itu saya kemudian langsung menulis artikel ini supaya agan-agan juga bisa mencobanya.     Sebenarnya banyak cara untuk mendapatkan buku gratis, seperti ikut kuis dan give away namun dua cara ini belum saya coba. Cara yang pernah saya coba dan berhasil adalah dengan request buku gratis dari lembaga-lembaga non-profit  international yang menerbitkan aneka macam bacaan, baik buku, majalah, katalog, ataupun booklet yang diberikan kepada siapa pun yang memintanya. Oleh karena mereka adalah lembaga ­non-profit, maka kegiatan m...

Apakah Kamu Procrastinator? Yuk Kenali Apa Itu Procrastination!

Ada banyak cara untuk menggapai kesuksesan, namun lebih banyak lagi cara untuk menghindarinya. Salah satunya adalah menunda-nunda pekerjaan atau yang dalam istilah bahasa inggris kita sebut Procrastination. Sedangkan orang yang suka menunda-nunda pekerjaan disebut Procrastinator. Memang, penulis sendiri belum menjadi orang sukses namun telah merancang kesuksesan itu, tentu saja, semua orang merancang sukses kan? Namun, kita harus berhati-hati karena tanpa kita sadari, ada hal-hal seperti kebiasaan kita yang secara diam-diam menjauhkan kita dari kesuksesan yang telah kita rancang. Salah satunya kebiasaan procrastination ini. Procrastination ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari dan bisa dibilang hampir semua orang adalah procastinator. Atau minimal pernah menjadi procrastinator. Terlebih lagi di dunia akademik, procrastination seakan-akan menjadi penyakit bagi pelajar. Sehingga timbullah kebiasaan SKS atau Sistem Kebut Semalam, yaitu mengerjakan tuga...

4 Website Ini Bisa Membuat Kita Lebih Cerdas dan Berwawasan Luas. Dijamin!

Setiap hari, kita memiliki waktu di mana kita tidak melakukan apa-apa yang biasa kita manfaatkan untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan. Waktu tersebut adalah waktu luang kita yang sangat bermanfaat sekali apabila kita menggunakannya dengan bijak. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk memanfaatkan waktu luang ini, ada yang menonton film, mendengarkan musik,  traveling , menulis, membaca buku dan sebagainya. Namun, di zaman sekarang ini biasanya kita lebih suka menghabiskan waktu luang kita untuk berselancar di internet (surfing). Benar kan? Entah itu untuk membaca berita dan artikel-artikel menarik di website atau blog, main game, atau seringnya kita  prefer  untuk mengotak-atik media sosial. Dengan kuota waktu luang kita sebanyak ini, apabila kita menggunakannya untuk  surfing  di internet, tentu kita harus bijak memanfaatkatnya, yaitu internetan hanya untuk hal-hal yang bermanfaat saja. Ketimbang menghabiskan waktu untuk membuka media sos...

Pelajaran Berharga Dari Sebuah Film Inspiratif "Pay It Forward"

“...hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinar dunia.” Salah satu hal yang membuat sebuah film berkesan bagi kita adalah pelajaran yang dapat diambil setelah menontonnya. Bahkan dapat dikatakan bahwa pelajaran ( lesson ) adalah tujuan utama sebuah film itu dibuat. Semua film memiliki pesan yang ingin disampaikan baik tersirat maupun tersirat dimana pesan tersebut dapat berbeda-beda bagi masing-masing penonton, bergantung kepada sudut pandang yang digunakan penonton saat mengambil pelajaran tersebut. Salah satu film yang menurut penulis memiliki pesan yang sangat mendalam adalah sebuah film Amerika yang dirilis pada tahun 2000 berjudul Pay It Forward. Film yang didistribusikan oleh  Warner Bros. Pictures  dan dibintangi oleh  Kevin Spacey ,  Helen Hunt   Haley, dan Joel Osment  ini sarat akan makna. Film ini bercerita tentang

Apa Itu Shen-Men?

Ketika SMA saya sering sekali mengikuti olimpiade-olimpiade akuntansi, baik di tingkat regional bahkan nasional. Setiap kali  hendak  melakukan ujian, atau mengikuti olimpiade-olimpiade tersebut, Ibu selalu mengingatkan saya suatu cara supaya saya tidak lupa, tegang atau cemas saat ujian, sehingga bisa fokus mengerjakannya. Ia menyuruh saya untuk memijat kedua telinga sebelum ujian atau kapan pun saat merasa stress, cemas, atau gelisah. Awalnya saya tidak mempercayai hal ini, karena logika saya belum dapat menangkap hubungan antara memijat   telinga dengan fokus mengerjakan ujian. Kadang saya merasa aneh melakukannya, bahkan pernah menganggapnya mitos kuno, tapi saya tetap melakukannya untuk menghargai Ibu. Seiring berjalannya waktu, saya tetap belum memahami apa maksud di balik memijat telinga sebelum ujian ini. Kemudian semuanya berubah semenjak saya